Selamat datang ...

Tara... Kali ini Anda sedang tersangkut di blogku... Ayoo berbagi cerita kawan...

Dibaca, dikomen dan tolong di follow iya...

Sebagai seekor BeBek lucu nan imut dengan otak segede upil amoeba, kali ini BeBek akan berusaha membahas semua perihal dari A hingga Z.

Terima kasih telah berkunjung...

Semoga tulisan anehku bisa bermanfaat dan mohon kritik serta sarannya kawan...

Prev Next
A Post Without Image

Belanja, Belanja dan Belanja Lagi

Sudah seminggu semenjak Ibu kembali ke rumah pasca operasi tumornya. Kini keadaannya sudah mulai membaik dan banyak sekali perkembangan pesat. Walaupun Ibu sempet mengeluh karena harus minum banyak obat dan ruang geraknya untuk bekerja sangat amat dibatasi. Maklum, Ibuku adalah seseorang yang lincah mirip Fitri Tropica dan Ayu Dewi. Kebayang? aku sih gag. Hehehe...

Seminggu harus mengerami telur di rumah (serasa induk BeBek beneran), aku tau Ibu pasti sumpek dan penat banget. Yang biasanya lincah dan bisa pergi kemana-mana, sekarang harus rela diem di rumah tanpa hiburan. Jadi, tadi Ibuku nekat ngajak aku pergi shopping. Mau beli tas baru katanya. Tujuan utama sih sebenernya bukan tasnya, tapi asyiknya jalan-jalan sambil cuci mata. Iya khan Bu? Hayo ngaku?

So, kami pergi ke salah satu pertokoan di Denpasar. Namanya juga pertokoan, pastinya banyak banget tokonya. Berjejer dempet-dempetan gitu dengan aneka barang yang dijual. Mulai dari baju, sepatu, tas, perlengkapan rumah tangga, bayi. Bayi? Perlengkapan bayi maksudnya.


Kami hampir 2 jam di toko tas. Keliatan khan niat banget jalan-jalan? Hehehehe... Padahal cuma beli 1 tas aja, tapi saking banyak pilihan, serasa pengen dibeli sampe toko-tokonya.
Ibu : "Dian, yang ini bagus?" sambil menunjukkan tas warna putih garis-garis coklat.

Aku : "Bagus kok Bu. Tapi modelnya memang mirip model tas nenek tua gitu. Hahaha.."

Ibu: "Kalo yang ini?" kali ini tas warna abu-abu.

Aku: "Bagus kok Bu."

Ibu : "Yang ini?"

Aku : "Keren."

Ibu : "Ini?"

Aku: "Lucu juga."

Tiap 1 tas yang Ibu taksir selalu minta pendapatku. 1 jam kemudian aku kehabisan kata-kata untuk mengomentari semua tas-tas yang Ibu perlihatkan ke aku.
Ibu : "Ini bagus khan, Dian?"

Aku: "Bagus Bu. Tapi makin bagus lagi kalo Ibu bisa lebih cepat menentukan pilihan."

Ibu: "Hus, daripada nyesel ntar sampe rumah kalo ternyata barangnya jelek, mending kritis dari sekarang tau."

Yah, apa boleh buat. Niat Ibu untuk beli tas memang serasa pengen banget bisa beli 1 toko penuh tas dari segala macam warna dan merk. Walau capek juga nemenin Ibu belanja, tapi aku dikasi sedikit komisi karena sudah sabar. Sebagai hadiah karena udah mau nemenin, aku dibeliin anting-anting mutiara dan tas kosmetik gitu. Senengnya... *senyum cenat-cenut

Beberapa minggu belakangan, aku berusaha sekuat tenaga, lahir dan batin untuk menghemat uang mingguanku. Sebagai anak kos, hidupku sebenarnya sudah berada di atas awan. Tiap minggu aku pasti balik lagi ke Denpasar, trus kalo udah mau ke Bukit lagi, bahan makanan seperti daging, sayur mayur dan bumbu dapur pasti sudah jadi barang bawaan wajib. Di kosku ada kulkas, jadi bisa nampung semua barang-barang itu di kulkas. 

Apa pula yang kurang?

Yang masak? Aku punya koki sendiri untuk masakin semua bahan makanan itu karena aku gag bisa masak. Malu...!

Ada niat yang besar kenapa aku gencar menghemat uang jajanku. Tujuanku adalah MEMBELI PRODUK-PRODUK ONLINE YANG BAGUS.

Tiap hari setiap aku buka pesbuk, aku pasti gag pernah absen untuk mengintip barang-barang di online shop. Ada atau tidak ada uang, pokoknya cuma cuci mata aja sudah cukup. Pacarku sampai kewalahan menanggapi kebiasaanku yang suka banget liat barang-barang online. Pernah suatu ketika aku minta pendapatnya untuk memilihkan salah satu dress.

Aku: "Ini bagus gag, Say?"

 Dia : tanpa basa-basi "Tiga hari yang lalu udah beli sepatu, waktu ini kosmetik, trus katanya mau beli alat pencatok rambut. Sekarang minta pendapat beli dress. Gag kasian sama uangnya dihambur-hamburin gitu?"

Zep...! Sifatnya yang tegas seketika bikin aku meleleh. Hanya diam, gag berkutik tapi di pikiranku masih terbayang-bayang dress lucu itu. Oh dress, sabarlah menungguku. Aku akan segera datang untuk membebaskanmu dari kejamnya dunia *lebay.

Aduh, yang namanya perempuan memang gag lepas dari kodratnya yang suka banget belanja.  Betul tidaa?


Berikut ini adalah sedikit saran dari Miss BeBek yang gila shopping :

Buat cewek-cewek yang belum menikah dan belum bisa mencari nafkah sendiri: Berhati-hatilah di tanggal tua saat duit Anda makin sekarat. Pikirkan langkah selanjutnya untuk mendapat uang tambahan. Misalnya, memelas sambil nangis guling-guling ke orang tua.

Buat wanita karir yang tidak punya tanggungan hidup:  Lanjutkan hobby mu Nak! Rugi dan untung akan bisa terlihat di akhir bulan. Mungkin Anda hanya harus berpuasa selama seminggu.

Buat Ibu-ibu yang sudah menikah dan tidak bekerja: Manfaatkanlah uang suami Anda dalam berbelanja! Pergunakan dengan bijak dan gunakan prinsip ekonomi "Dengan sedikit uang, diperoleh banyak barang". Contohnya, uber terus barang-barang diskonan dan gunakan tawar menawar dalam berbelanja. Makin banyak harga turun adalah kepuasaan Anda dan kesedihan bagi pedagang.


Ini adalah sedikit tips nyeleneh dari BeBek. Jika Anda ingin mencobanya di rumah, siap-siap membuat hidup Anda makin ribet   ^^

A Post Without Image

Selama Bisa Dicegah, Kenapa Tidak?

Yang namanya kehidupan serba modern seperti sekarang ini, manusia memang sangat dimanjakan dalam segala hal. Makan cepat saji, jarang berolahraga, lingkungan berpolusi sampai kebiasaan jarang mandi pun bisa jadi penyebab berbagai penyakit.

Selama 2 hari belakangan, aku harus rela bolak-balik Rumah Sakit. Bukan aku sih yang sakit, but My Mom. Sedih banget melihat Beliau harus terbaring lesu di atas tempat tidur sesudah operasi. Jika diingat lagi kebiasaannya yang sering marah-marah dan amat bawel, kali ini aku kangen kondisinya yang bisa semangat seperti itu.

Ibuku menderita tumor di belakang lehernya selama kurang lebih 8 tahun. Ya, 8 tahun harus menderita akibat sel-sel tak tau diri yang terus membelah. Dokter memang sempat memberikan diagnosa bahwa tumor ini sejenis tumor jinak, tidak ganas. Tapi tetep aja yang namanya penyakit memang harus dimusnahkan.

Ibu tau selama ini hidupnya memang tidak sehat. Senang makan makanan yang berlemak, memakai bahan pengawet dan bahan-bahan lain yang tidak diketahui yang mungkin saja berbahaya dalam 1 bungkus penyedap rasa, jarang berolahraga serta hidup yang serba praktis. Tak khayal, Beliau memang harus memetik buah dari segala perbuatannya itu.

Aku kuliah di Farmasi, setidaknya belajar mengenai penyakit dan obatnya. Tapi, aku merasa tak cukup ilmu dan keberanian untuk sekedar memberikan saran pada Ibu mengenai kesembuhannya. Hanya bisa melihat bagaimana benjolan di belakang lehernya itu terus membesar dan membuat Ibu menjadi makin tak nyaman.

Kalo keluar rumah, Ibu harus repot menggerai rambutnya untuk dapat menutupi benjolan itu. Tak peduli seberapa panas cuaca di luar, Ibu memilih untuk menutupinya dan menjaga agar orang lain tidak tau, tidak menanyakan dan tidak memberi kesimpulan-kesimpulan sendiri yang membuat Ibuku makin terpuruk.

Berbagai pengobatan telah Ibuku jalani untuk sekedar mencari kata "SEMBUH". Pengobatan alternatif manapun rasanya telah Ibuku coba jalani. Tapi memang, saat itu ibuku lebih memilih  pengobatan alternatif dibanding pengobatan jalur medis karena Beliau memang takut untuk dioperasi. Sempat dikatakan bahwa letak tumor yang dekat dengan saraf otak dapat membahayakan apabila dilakukan operasi. Hal itulah yang makin memperkuat ketakutan Ibu dengan kata OPERASI.

Pengobatan dengan tanaman herbal, totok, akupuntur, pijat, pengobatan alternatif berstandar internasional, nasional, lokal, penyembuh perempuan ataupun laki-laki pun telah coba dijalani. Tapi tetap saja tidak memberikan hasil.

Jika bertanya mengenai uang, aku tidak sanggup lagi memberitahukan nominalnya. Benar-benar suatu nilai fantastis untuk sekedar mencari kesehatan.

Akhirnya, orang tuaku menyerah. Suatu saat mereka bertemu dengan salah satu dokter  spsialis penyakit dalam kenalan Bapak. Tidak sengaja sebenarnya, tapi disinilah awal dari semuanya.

Bapak dan Ibu banyak berkonsultasi mengenai kesehatan mereka dan sampailah pada topik penyakit tumor Ibu. Dokter ini benar-benar mengayomi, memberikan saran, semangat serta keberanian pada Ibu untuk menjalani operasi.

Dan, hari Jumat kemarin Ibuku menjalani operasi. Dengan segala keberanian yang Beliau kumpulkan dalam waktu hanya seminggu, dengan segala keyakinan yang Beliau miliki serta dengan kepercayaan bahwa Tuhan akan selalu menemaninya, Ibuku siap menjalani operasi tersebut.

Hari ini, Ibuku sudah boleh pulang dari Rumah Sakit. Bekas torehan dan jahitan kini membekas di leher bagian belakang. Tanda itu seakan menjadi pertanda sejarah perjuangan Ibu selama 8 tahun. Dokter katanya akan memeriksa lebih lanjut tumor yang telah diangkat itu. Ingin diteliti lebih mendalam jenis tumor apakah yang memang menyerang Ibuku. Semoga saja tidak ada hal yang buruk terjadi lagi pada Ibuku.


Tuhan...
Jika manusia memang sanggup memilih...
Tak akan ada yang memilih untuk sakit...
Jika manusia hanya bisa mengeluh...
Kini memang hanya penyesalan yang ada...

Tuhan...
Berikan senantiasa kesembuhan pada Ibuku...
Berikan senantiasa anugrah terindah-Mu...
Berikan kami semua senantiasa kesadaran...
Bahwa lebih baik mencegah dibanding menunggu 
sesuatu yang buruk datang...

By : BeBek

A Post Without Image

Hati Cenat-Cenut Saat Nyepi

Sebelum nulis artikel lebih lanjut, BeBek yang imut banget ini mau ngucapin...


Selamat tahun baru saka 1933

 

Semoga di tahun yang baru ini kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya, taat dan selalu ingat pada Tuhan, saling menyayangi dan menghargai, lebih peduli pada alam *perangi global warming, basmi korupsi, turunkan Nurdin Halid dan dukung terus Olga Syahputra di Panasonic Gobel Award (jiah, mulai ngelantur lagi). Hehehe...

Hari raya Nyepi adalah hari dimana kita disarankan untuk bisa merenung segala macam perbuatan yang telah kita lakukan selama setahun belakangan ini. Suka, duka, tangis, canda, tawa,cinta, benci, permusuhan, persahabatan. Pokoknya semua dech ada disini.

Saat menjalani Nyepi tiga hari yang lalu, aku mencoba untuk mengisinya dengan hal-hal bermanfaat, termasuk bikin tugas. Memang sih, dalam aturan Nyepi kita diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan dan bisa fokus untuk merenung. Tapi apa boleh buat, tugas dari Pak Kajur bikin aku gag bisa berkutik lagi. Yoo wis, akhirnya tak lakoni juga.

Harus begadang depan laptop dengan posisi ruangan gelap gulita serta pikiran jenuh akibat tugas, memang bener-bener menyiksa batin. Tapi, gag ada gunanya juga saat itu aku ngeluh. Come On Bek, Talk Less Do More!

Akhirnya, aku gag kehabisan akal. Untuk menghilangkan perasaan jenuh itu, aku menghidupkan lagu mp3 yang ada di laptop. Yapz, ternyata memang cukup membantu. Perasaan ngantuk dan jenuh memang seketika hilang. Musik emang penyegar jiwa.

Belum aja sempet menikmati perasaan hening, sepi, aman dan tentram, tiba-tiba........


===IDENTIFIKASI KEJADIAN====

Suasana    : Terdengar suara orang berlarian + cekikikan

Tempat      : Di jalanan depan rumah

Waktu        : 11.30 malam

Tersangka  : Tidak diketahui

Kondisi Korban (gue) : Megap-megap di pojokan, kehabisan udara untuk napas, merinding ketakutan, mimisan darah.

Lama kejadian : Sekitar 1 menit

Kondisi setelah kejadian : Suasana gelap kembali, hening, tanpa suara *kecuali suara jantung berdemo dari korban.

***

Aku beku di pojokan. Pikiranku campur aduk, menimbang-nimbang sekiranya apa yang bakal aku lakuin setelah ini. Ini sedikit hal yang sempat aku pikirkan :

1.  Mungkin aku harus bangunin kedua orang tuaku yang udah pada asik ngiler di tempat tidur. Tapi setelah aku pikir, palingan mereka hanya bangun dan menanggapinya enteng "Palingan anjing!". Dan seandainya pun mereka akan jawab seperti ini, yang ada dipikiranku hanyalah "Bek, kamu berarti udah tuli karena gag bisa bedain suara gonggongan anjing dan orang cekikikan!".


2. Berteriak "Maling" sehingga bisa membangunkan semua tetangga dan akhirnya dengan sendirinya mereka akan ngecek kondisi di luar. Setelah itu, mereka akan balik nimpug aku pake kotoran sapi kalo terbukti semua yang aku dengar hanya khayalan semata.


3. Memeriksa sendiri kondisi di luar sambil bawa-bawa handphone. Kalopun akhirnya aku ketemu dengan si pelaku di luar, sapa tau kita bisa saling barter. Misalnya : menukar  keselamatan nyawaku dengan hape canggih sejuta umat atau saling menukar nomor hape dengan pertimbangan kita bisa smzan dan saling bertukar rahasia bagaimana cara menakuti orang lain dengan begitu hebatnya.


4. Bikin surat wasiat darurat. Yang isinya mengisyaratkan kalo sampai terjadi apa-apa dengan aku, aku harap orang tuaku bisa membalaskan dendam kesumatku pada si pelaku, bersedia ngurus FB dan blogku plus mengirimiku uang bulanan untuk bisa tetep shopping di alam sana. Hehehe..

Semua kemungkinan di atas aku buang jauh-jauh. Yang aku lakukan saat itu adalah langsung nutup laptop terus pergi meringsek ke tempat tidur sambil nutupin badan dengan selimut bulukanku. Berusaha menghipnotis diri sendiri seperti Uya Kuya "Bek, tidurlah. Setelah membayangkan Morgan Sm*sh kamu harus tidur. Masuki alam bawah sadarmu dan tidur!!!"
 
Entah bagaimana ceritanya, keesokan harinya aku terbangun dengan kondisi kaki di kepala, kepala di kaki alias dalam kondisi yang bener-bener gag jelas. Mata panda, badan sakit dan kepala pusing. Pagi-pagi banget aku dikejutkan dengan suara Ibuku yang asik gosip di dapur bareng Bapak.

Sayup-sayup aku denger Ibuku ngomong "Pak, kata ibu-ibu tadi di warung, katanya kemaren malem ada maling yang nyuri telur-telur yang ada di daksina ? Katanya hampir semua rumah di beberapa gang kehilangan telur daksinanya. Ih, Nyepi bukannya merenung malah nambah dosa!"

Dan.... semua terjawab. Pelakunya adalah tukang maling telur. Hanya karena sebutir telur, tuch orang tega bikin aku pengen bunuh diri. Bener-bener Nyepi yang bikin hati cenat-cenut   ^^.

Bagi yang belum tau daksina itu apa, liat aja disini daksina.

A Post Without Image

Susahnya Mengatur Waktu

 Sudah seminggu aku menelantarkan kandangku. Kondisinya benar-benar sangat memprihatinkan. Banyak debu, lumutan, berkerak dan makin reyot. Maafkan aku blogku...

Sebenarnya, hal ini sudah dapat aku prediksikan dari awal. Saat membuat blog dulu, tepatnya 2 bulan lalu, aku sedang berada dalam masa-masa "Santai Serasa di Pantai". Liburan kuliah dan tidak ada kerjaan selain jadi babu di rumah sendiri. Banyak ide masuk ke otak dan semakin sering itu pula aku rajin 'membersihkan kandangku' dengan mengisinya hal-hal baru.


Tapi, kondisi saat ini memang benar-benar parah. Banyak orang yang menanyakan bagaimana kabar blogku. Dan aku hanya bisa tersenyum sedih ke mereka sambil ngomong "Hehe... Aku jarang update akhir-akhir ini."

Banyak pertanyaan muncul seperti :
Orang A : "Kok jarang update lagi? Kenapa? Udah bosen ngeblog?"

Orang B : "Kenapa tuh blog dan FB mu? Lumutan sampai berkerak, gag pernah dibersihin Buk?"
Orang C : "Kehabisan ide Bek? Kasian dech lu...!"

Orang D : "Idih..idih... awalnya aja semangat iya Mbak, toch sekarang mundur juga."

Pertanyaan di atas sebenarnya bikin sedih sekaligus memotivasi diriku sendiri.
Untuk orang A : "Aku gag bosen kok ngeblog, kenapa harus bosen saat kamu bisa mendapatkan hal yang baru dan mendapat banyak pelajaran tambahan dari sana?"

Untuk orang B : "Iya nih, jarang update lagi. Walau sebenarnya sangat amat kangen untuk sekedar buka blog, tapi apa daya karena harus mendahulukan sebuah hal."

Untuk orang C : "Kehabisan ide? Gag kok. Aku beruntung diberi anugerah oleh Tuhan mempunyai imajinasi yang terus mengalir. Mungkin saat ini masih menumpuk di otak, tapi aku yakin ada waktunya dimana aku bisa membaginya pada orang lain."

Untuk orang D : "Gag ada kata mundur selama jalan untuk maju masih terbuka lebar."

Terus, sebenarnya apa yang membuat aku sampai-sampai harus meninggalkan kandang dalam waktu yang cukup lama?
Jawaban : WAKTU

Aku sangat bersyukur bisa dikasih kehidupan oleh Tuhan dan diberikan kesempatan untuk menikmati waktu 24 jam setiap hari. Walaupun dulunya aku selalu marah-marah kenapa Tuhan hanya menciptakan 1 hari hanya 24 jam. Kenapa gag bisa kita atur sendiri aja tuch waktu, misalnya 10 jam sehari kalo aku lagi sama dosen killer atau 36 jam sehari kalo seharian aku diajak jalan-jalan ke Mall?

Kita sadari bersama, kalo waktu, sampai dunia kiamat pun akan tetap 24 jam dalam sehari. Dari jam 12 tengah malam, sampai jam 12 di tengah malam berikutnya. Yang harus dilakukan adalah, Bagaimana bisa membagi waktu tersebut sehingga jadi bermanfaat?

1. Tugas sebagai anak kuliahan bikin aku benar-benar hanya mendapat sedikit ruang gerak. Tugas numpuk, harus kerja kelompok lah, belajar buat kuis. Semuanya berhubungan dengan waktu. Jadi stress  sendiri dan gag henti-hentinya nyumpahin dosen yang ngasi tugas. Disumpahin kena penyakit kesemutan akut lah, bibirnya dower sampai doa hidup sengsara selamanya *bener-bener deh gue adalah mahasiswa yang perlu diberantas.

2. Saat waktu luang itu ada, rasa malas untuk melakukan sesuatu pasti akan selalu muncul. Alih-alih istirahat sebentar dan melupakan sejenak pekerjaan, sebenarnya sudah membuat aku melakukan kesalahan besar. AKU MENUNDA PEKERJAAN. Menumpuk semakin banyak dan pada akhirnya harus aku kerjakan dalam waktu yang tidak maksimal alias keteter. Buat tugas sampe dini hari, kurang tidur, kuliah dengan mata panda, saat pelajaran nguap terus sampai seluruh kelas ikut kesedot ke dalam mulut.

3. Untuk membuat sebuah prioritas dalam hidup, ternyata adalah sesuatu yang sangat berat aku lakukan. Mengganggap semua hal pasti bisa dikerjakan nantinya, aku terkadang gampang sekali mengubah suatu prioritas dalam sekejap. 
Misalkan : Bek, jam 6 sore kamu harus bisa menyelesaikan tugasmu. Jadi, selanjutnya kamu bisa belajar untuk mata kuliah besok!
Beberapa menit kemudian : Bek, berhubung ada acara bagus di tipi, gag apa-apa kok selesaiin tugasnya jam 8. Setelah itu khan kamu bisa lanjut buat tugas. Ngapain juga belajar buat mata kuliah besok? Gag penting!
Seketika itu, prioritas untuk membuat tugas berubah menjadi prioritas untuk nonton Feni Rose beraksi alias nonton berita gosip artis. Tsah...!

Penyakit ini sepertinya secara tidak sadar jadi tumor ganas dalam hidupku. Awalnya berkembang kecil, tapi lama kelamaan menjadi besar dan semakin membuat masalah. Dampak terbesar, benar-benar aku rasakan saat ini.


Sebagai, BeBek yang imut nan lugu aku memutuskan untuk berubah. Mulai sekarang, mulai detik ini. Walaupun hasil dari perubahan itu tidak bisa aku rasakan dalam waktu sekejap mata, toch aku bangga telah berusaha. Betul tiiddaaa?

Kapok dech kalo harus dihantui lagi sama mimpi buruk blog sendiri. Hiiii seyem!

1.  Jangan penah melakukan TALK MORE DO LESS!. Bibir komat kamit tujuh hari tujuh malam doain tuch dosen pun sebenarnya gag akan ada gunanya. Kalo emang mantranya berhasil sih mungkin aja dosennya kena diare pas sehari sebelum pengumpulan tugas trus tugasnya dikumpul minggu depan. Kalo mantranya gag berhasil dan malah balik ngasi banyak tugas? Mati lah awak. Intinya = KERJAKAN TUGASMU DAN GEMBOK MULUTMU! kuncinya buang ke selokan.

2. Berusaha tidak menunda pekerjaan. Ayolah Bek. Masalah ini adalah masalah terbesar dalam hidupmu. Berulang kali ingin mencoba berubah, secepat itu pula aku jatuh dan gag bangkit lagi. Gag mau khan jadi panda beneran tiap kuliah? Atau jadi kalong women tiap malam sambil berasa jadi satpam yang ngawasin anak kos lain yang lagi ngiler? Gag mau khan? Makanya ayoo berubah. Semangat!

3. Mulai hari ini, tetapkan apa yang jadi PRIORITAS mu. Berusaha untuk mengatakan 'tidak' pada para setan yang mencoba mengganggu iman. Misalnya Feni Rose (bukan berarti dia setan, hehehe...) Taklukkan waktu, kalahkan dia, habisi dia dengan hal bermanfaat. Seorang ahli mengatakan : 80% pencapaian datang dari 20% usaha, jadi berpikirlah strategis. Fokuslah pada usaha yang sekiranya mendapat pencapaian terbesar!


Dan kali ini, aku tidak hanya mempunyai tanggung jawab pada diriku sendiri. Tapi pada Tuhan,  diriku sendiri, orang tuaku, pacarku, orang sekelilingku, teman-temanku, tetangga, anjingku, nenek, kakek, eyang, buyut, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan, bahwa BeBek ingin berubah.

HARUS BERUBAH!!! Bantu saya teman-teman   ^^

A Post Without Image

Penyakit Miskin Merajalela

Akhir-akhir ini aku sering banget boring setiap kali ngidupin TV, apalagi dengerin berita. Entah itu berita tentang kabar terkini di dunia, Indonesia sampai kabar terbaru seputar artis. Seakan-akan para wartawan sudah kehabisan topik aja untuk dibicarakan.

Dimulai dari Om Gayus yang gag henti-hentinya bikin sensasi, demo sana sini yang pengen Paman Nurdin Halid segera turun dari kursi kepemimpinan empuknya (kalo capek duduk juga bakal bangun kok, tapi sepertinya kursi tersebut sudah dibubuhi lem makanya gag bisa bangun), kisah duet terbaru Anang dan Ahmad Dhani Ashanty, film Holywood gag dikasih beredar di Indonesia sampai kasus susu formula yang tercemar bakteri.

Selama ini, aku merasa Indonesia sangat mudah terbawa isu-isu yang beredar di masyarakat. Dalam hal ini yang aku maksud adalah masyarakat Indonesia gampang dihebohkan oleh suatu hal sehingga hal lain yang lebih penting terkadang jadi terkaburkan. 

Misalkan saja kasus Bang Bajuri yang bertengkar dengan Onenk *lha? Maksudnya kasus Bank Century. Sampai sekarang tuh kasus kayaknya gantung aja kayak sarang laba-laba di pojokan kamar. Gag selesai-selesai dan sepertinya akan semakin terlupakan.

Ah, aku juga bukan praktisi hukum jadi gag begitu mengerti tentang kasus-kasus keadilan, hukuman penjara, pasal-pasal dan sidang pengadilan seperti apa. Jadi, sebagai orang awam yang cantik dan polos *setelah reinkarnasi 3 generasi, aku mah cuma bisa nunggu aja seperti apa gelindingan kasus itu selanjutnya.

Banyak sekali kasus di Indonesia yang masih belum ada penyelesaiannya dan terkesan terkatung-katung bahkan sudah beranak pinak alias menjamur alias berkembang semakin luas. Dalam hal ini BeBek nan lugu akan membahas salah satu diantaranya, yakni PENYAKIT MISKIN.

Siapa sih yang mau miskin? Hidup serba pas-pasan bahkan terkesan kurang. Ada sih orang-orang yang ngomong "Walaupun aku miskin harta, asal bisa hidup dengan kamu semua akan terasa bahagia."

Aku sih memandang hal tersebut sama sekali tidak rasional di zaman seperti ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang tuntutan hidup sangat amat besar. Mau makan aja susah, bahagia darimana? Saat kita miskin di segala bidang, hanya putus asa yang sepertinya akan kita hadapi.

Penyakit miskin disini, tidak hanya berupa miskin harta namun juga dapat berarti miskin hati dan karya, misalnya seperti ini :

1. MISKIN HARTA

Saat ini kemiskinan di Indonesia sudah semakin menjamur dan benar-benar menjadi penyakit serius di masyarakat. Banyak faktor yang melatar belakangi hal ini yang bahkan jika disebutkan satu per satu pun tidak akan ada habisnya. Aku pernah menjadi saksi bagaimana seorang anak kecil sudah dipaksa oleh orang tuanya untuk mencari nafkah. Percaya atau tidak saat itu aku benar-benar terharu sampai menangis *alasan aja sih karena aku memang cengeng. Miris aja melihat anak kecil yang seharusnya sedang asyik bermain ataupun sekolah sudah dipaksa mencari nafkah di jalanan.

Aku sih gag bisa menyalahkan sepenuhnya orang tua yang melakukan hal ini terhadap anaknya karena akan selalu ada pembenaran di balik perbuatan mereka ini.

Tuntutan hidup dan tidak adanya pilihan, mungkin kalimat tersebut pantas menggambarkan segalanya. Berjubel usaha dilakukan hanya untuk tetap membuat perut terisi makanan tiap harinya. Boro-boro mikirin beli baju bagus, up to date masalah teknologi, pergi sekolah ataupun punya tempat tinggal layak, bisa makan tiap hari aja udah bersyukur. Yah, semoga kasus miskin harta di Indonesia ini bisa dicarikan solusi terbaik.


2. MISKIN HATI

Penyakit yang satu ini, benar-benar sudah menjadi masalah yang serius di antara kehidupan kita. Di tengah tuntutan ekonomi yang makin menghimpit, tak jarang orang-orang melakukan seribu bahkan jutaan cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Mencuri, merampok, korupsi, nyari pesugihan dan terkadang bahkan tega membunuh korbannya dalam melancarkan aksi mereka. Gila! Seakan kehilangan akal sehat, mereka tidak lagi memperdulikan hak dan kepentingan orang lain. Pokoke bisa makan ajah!

Hari pertama mencuri hape milik tetangga...
Hari kedua mencuri motor saudara sendiri...
Hari ketiga mencuri mobil milik pak RT...
Hari keempat mencuri segala isi rumah tetangga yang kebetulan lagi ke luar kota..
Hari kelima mencuri emas di Puncak Monas...
Hari keenam mencuri Patung Liberty...
Hari ketujuh mendapatkan sertifikat PENCURI TERHANDAL DI DUNIA...


3. MISKIN KARYA

Untuk topik yang satu ini, aku akan lebih menekankan untuk para generasi muda di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui sendiri, mencari pekerjaan di zaman seperti ini seperti mencari amoeba di tumpukan gajah. Susahnya amit-amit.

Punya gelar sampai sepanjang 5 kilometer di belakang nama kita pun tidak akan ada gunanya apabila kita tidak kreatif. Generasi muda zaman sekarang (termasuk aku) masih banyak yang terjangkit penyakit miskin karya. Kita selama ini hanya bisa berpikir bagaimana cara diterima di suatu perusahan, pabrik, instansi pemerintah atau yang lainnya, tanpa bisa berpikir "Bagaimana cara menciptakan lapangan kerja sendiri".

Seandainya pun kita sudah memiliki pemikiran tersebut, masih ada pemikiran lain yang sebenarnya menanti untuk dipecahkan "Lapangan kerja seperti apa yang akan dibuat dan bagaimana masa depan kerjaan tersebut?"

Lha? Kalo ditanya seperti ini khan bingung juga bakal jawab apa kalo memang dari awal kita tidak memikirkan matang-matang apa yang akan dilakukan. Membuat pekerjaan sendiri tidak hanya bermodalkan kemampuan dan biaya namun pikiran kreatif untuk mencari celah-celah baru yang bisa menjadi pilihan pertama di kehidupan. Belajar untuk tidak jadi sekedar follower alias penjiplak.

Harapanku sekarang sih, semoga saja Indonesia bisa sembuh dari ketiga penyakit ini. Aku ingin agar tahun 2012 gag kiamat *Halow, hubungannya apa Bek? 

Ada donk. Kalo kita bisa saling menghargai, menghormati,  kaya hati dan berpegang teguh pada kuasa Tuhan maka Tuhan pasti akan sayang dengan kita dan tidak akan membiarkan dunia ini dengan mudah musnah. Maaf teman, ini hanya pikiran gag jelas dari seekor bebek yang juga gag jelas   ^^